Cara Membuat Pupuk Organik Cair Mudah

pupuk organik cair

Pupuk organik cair (POC) merupakan pilihan pupuk ramah lingkungan yang efektif untuk memperbaiki kesuburan tanah sekaligus mendukung pertumbuhan tanaman. Pupuk ini dibuat dari bahan-bahan alami sehingga aman digunakan dalam jangka panjang dan tidak merusak lingkungan. Kandungan nutrisinya cukup lengkap, mulai dari nitrogen, fosfor, kalium, hingga mikroorganisme baik yang berperan dalam meningkatkan kesehatan tanah.

Dengan penggunaan yang tepat, POC dapat membantu tanaman tumbuh lebih subur dan kuat. Proses pembuatannya pun relatif sederhana dan dapat dilakukan sendiri di rumah dengan memanfaatkan bahan-bahan yang mudah ditemukan. Berikut ini adalah tahapan yang dapat diikuti untuk membuat pupuk organik cair secara mandiri.

Bahan yang Perlu Disiapkan untuk Cara Membuat Pupuk Organik Cair

pupuk organik cair
Pupuk Organik Cair

1. Bahan Organik (dapat digunakan satu jenis atau dicampur)

  • Limbah dapur berupa sisa buah dan sayuran

  • Daun-daunan hijau seperti daun pisang, kangkung, atau tanaman liar

  • Kotoran ternak (kambing, sapi, atau ayam) yang sudah dikeringkan terlebih dahulu

  • Rempah-rempah seperti jahe, lengkuas, dan kunyit yang berfungsi sebagai pestisida alami

2. Sumber Karbohidrat untuk Aktivitas Mikroorganisme

  • Air kelapa atau air bekas cucian beras yang kaya nutrisi alami

  • Molase (tetes tebu) atau gula merah sebagai pemicu fermentasi

3. Air

  • Gunakan air bersih yang tidak mengandung klorin agar mikroba dapat berkembang optimal

4. Aktivator Fermentasi (opsional)

  • EM4 (Effective Microorganisms 4) untuk membantu mempercepat proses penguraian

5. Wadah Fermentasi

  • Drum plastik atau ember berukuran besar yang dapat ditutup rapat

  • Selang kecil sebagai saluran udara bila diperlukan

Langkah-Langkah Cara Membuat Pupuk Organik Cair

pupuk organik cair
Pupuk Organik Cair

1. Persiapan Bahan

Bahan organik seperti sisa sayuran, buah, atau daun-daunan sebaiknya dicacah menjadi ukuran lebih kecil. Cara ini bertujuan memperluas permukaan bahan sehingga proses penguraian oleh mikroorganisme dapat berlangsung lebih cepat dan merata.

Apabila menggunakan kotoran hewan, pastikan kondisinya sudah kering dan bebas dari campuran zat kimia atau obat-obatan. Hal ini penting agar proses fermentasi berjalan aman serta hasil pupuk organik cair tetap ramah bagi tanaman dan lingkungan.

2.Pencampuran Bahan dalam Cara Membuat Pupuk Organik Cair

Masukkan seluruh bahan organik yang telah disiapkan ke dalam wadah fermentasi. Pastikan wadah tidak diisi penuh, cukup sekitar dua pertiga bagian agar masih tersedia ruang untuk proses fermentasi dan pembentukan gas.

Selanjutnya, larutkan molase atau gula merah dengan air bersih menggunakan perbandingan 1:5, misalnya 1 kilogram gula untuk 5 liter air. Apabila menggunakan EM4, campurkan sekitar 100–200 ml EM4 ke dalam larutan gula tersebut, lalu tuangkan secara merata ke dalam wadah berisi bahan organik hingga tercampur sempurna.

3. Proses Fermentasi Pupuk Organik Cair

Setelah semua bahan tercampur, tutup wadah fermentasi dengan rapat. Untuk mencegah penumpukan gas, pasang selang sebagai saluran pembuangan gas hasil fermentasi atau gunakan sistem anaerob dengan air lock agar proses berjalan aman.

Simpan wadah di lokasi yang teduh dan tidak terkena paparan sinar matahari secara langsung. Selama proses fermentasi berlangsung, lakukan pengadukan setiap 3 sampai 5 hari sekali agar bahan tercampur merata dan aktivitas mikroorganisme tetap optimal.

4. Lama Fermentasi Pupuk Organik Cair

  • Pupuk organik cair umumnya dapat digunakan setelah difermentasi selama 14 sampai 21 hari.

  • Ciri-ciri pupuk sudah matang dan siap pakai:

    • Aroma tidak menyengat atau busuk, melainkan menyerupai bau tape hasil fermentasi.

    • Warna cairan berubah menjadi cokelat kehitaman dan muncul lapisan putih tipis sebagai tanda aktivitas mikroorganisme.

5. Penyaringan dan Penyimpanan

  • Saring larutan menggunakan kain halus untuk memisahkan ampas.

  • Simpan dalam botol tertutup dan letakkan di tempat sejuk.

  • Ampas sisa bisa digunakan sebagai kompos.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *